Sabtu, 26 Desember 2009

Alphawife


Tak sengaja buku ini kutemukan saat aku asyik otak-atik toko buku online. Tak ayal, saat Gramedia Grand Indonesia ngadain diskon buat nyambut 1st anniversary-nya, buku ini menjadi perburuan utama he..he...he!

Novel karya Ollie ini mengisahkan tentang sepasang suami isteri dari latar belakang yang berbeda, mulai dari penghasilan sampai gaya hidup. Sang isteri, Malena adalah seorang Editor in Chief sebuah majalah francise No. 1 di Indonesia, sedangkan sang suami, Eric berprofesi sebagai guru Teknologi Informasi dan Telekomunikasi (TIK). Malena dan Eric sadar perbedaan ini sebelum menikah dan akhirnya memutuskan untuk menikah. Mereka berpikir perbedaan justru akan membuat pernikahan mereka lebih berwarna. Ternyata perbedaan itu menjadi sumber masalah dalam rumah tangga mereka.

ALPHAWIFE adalah seoran isteri yang lebih sukses dalam pencapaian karier ataupun bisnisnya daripada suaminya. Merekalah The Provider atau The Breadwinner dalam rumah tangga alias pencari nafkah utama.

Fenomena ini mungkin sesuatu yang baru di sekitar kita, dimana budaya Patriarki menempatkan suami sebagai sang Alpha, pencari nafkah. Namun tanpa kita sadari, mungkin saja alphawife-alphawife banyak bermunculan di luar sana. Adanya kesetaraan gender dan terbukanya kesempatan berkarir bisa jadi sebagai salah satu faktor.

Tak peduli, apakah perempuan menyandang gelar Alpha ato Beta, perempuan harus ingat akan kodratnya. Ya.. seorang isteri bagi suaminya dan ibu bagi anak-anaknya. Tapi setidaknya konotasi dalam bahasa jawa "Wong wadon iku tugase macak, manak lan masak" bisa dipatahkan wkwk...

Hidup Perempuan Indonesia!!

Sang Pemimpi : "Bermimpilah, karena Tuhan akan memeluk mimpi-mimpimu"


Libur panjang natal sebenarnya waktu yang pas untuk pulang kampung (lumayan 4 hari), tapi karena beberapa hal aku harus tertahan di Jakarta hiks...

Otakku secara otomatis menyusun agenda buat ngisi liburan ini, ya salah satunya nonton. Dan akhirnya Kamis sore (24/12), kulangkahkan kakiku menuju XXI di salah satu mall di bilangan Jakarta Selatan. SANG PEMIMPI tujuanku, apalagi ini film sekuel dari LASKAR PELANGI.

Minggu pertama pemutaran Sang Pemimpi dipenuhi penonton, untunglah aku masih dapat tiket pukul 16.50 WIB. Walau hanya tersisa 1 tiket dan bangku yang tersedia paling depan. Pikirku nggak masalah, daripada harus nunggu pemutaran berikutnya jam 19.15 WIB dan itu berarti aku harus nunggu 2 jam lagi. Aku pun segera masuk dan menuju bangkuku, dan oh my GOD.. rasanya cukup sekali nonton dideretan paling depan. ANEH.

Film sang Pemimpi secara garis besar menceritakan tentang persahabatan antara Ikal, Arai dan Jimbron. Tentang mimpi-mimpi mereka untuk pergi ke Paris. Namun terlepas dari itu, film ini seolah-olah menunjukkan kepada penontonnya, bahwa setiap orang untuk tidak takut bermimpi setinggi mungkin. Tak peduli apakah kita dari masyarakat super jetset, atau dari kalangan desa terpencil sekalipun. Karena dengan mimpi, orang akan mempunyai harapan, dan dengan harapan orang akan memiliki semangat hidup.

Seperti kata Arai, "bermimpilah, karena Tuhan akan memeluk mimpi-mimpimu." Lalu, apa mimpiku? Nah lho??

Senin, 21 Desember 2009

Akhirnya Selesai juga TS-nya


Minggu yang sibuk, mungkin itu kata yang tepat menggambarkan diriku seminggu ini. Deadline pengumpulan TS (Telaah Staf) tinggal sehari lagi, padahal bimbingan nol alias nihil he..he..he.. Walaupun akhirnya kelar juga, namun tanpa bimbingan dari ahlinya skeptis juga sih. Tapi tetep semangat dan lakukan yang terbaiklah.

Di perusahaanku, untuk menjadi pegawai tetap ada syarat-syarat yang harus dilalui. 1 tahun pertama menjadi siswa On Job Training dulu. Setelah di-assess dan dinyatakan lulus baru status berubah menjadi Calon Pegawai (capeg) selama 3 bulan. Selanjutnya seorang capeg harus membuat TS (semacam makalah or paper) dan dipertanggugjawabkan di hadapan 3 orang penguji (jadi inget sidang skripsi ya??)he..he..he.

Minggu, 20 Desember 2009

Film Love Happens


Film ini menceritakan tentang seorang pria, Ryan Burke (Aaron Eckhart) yang berprofesi sebagai penulis. Dimotivasi oleh pengalaman pahitnya, buku karyanya yang berjudul "O-Okay" meledak di pasaran.

Memotivasi orang lain bangkit dari keterpurukan adalah tugas yang harus ia lakukan dalam setiap seminar yang diadakannya. Ya, sesuai dengan apa yang ia tuliskan dalam bukunya. Apa yang ia lakukan dan katakan kepada audiens-nya di berbagai seminar, ternyata berbanding terbalik dengan kehidupan pribadinya. Justru di saat ia men-support orang lain untuk melangkah maju dari masa lalu yang tidak menyenangkan, ia sendiri tidak mampu bangkit dan bahkan menghindar dari masalah yang dihadapinya. Rasa bersalah yang selalu menaunginya karena kematian istrinya 3 tahun lalu akibat kecelakaan mobil yang mereka kendarai.

Walau kejadiannya beberapa taun silam, namun Burke masih berada dalam kedukaan yang mendalam. Tidak menghadiri pemakaman, tidak bertemu dengan orangtua istrinya bahkan teman-teman istri tercintanya. Burke berusaha menjauh dari hal-hal yang berhubungan dengan mendiang istrinya.

Sampai suatu ketika dimana dia menghadiri seminar di kota Seattle, Burke berkenalan dengan Eloise Chandler (Jennifer Aniston) seorang pemilik toko bunga. Pertemuan yang kerap kali terjadi diantara keduanya, memberikan percik-percik ketertarikan satu sama lain. Burke berusaha menjadi diri sendiri, dan membagi kisah hidupnya dengan Eloise. Namun hal ini ternyata belum mampu menghilangkan perasaan tertekannya karena kematian istrinya.

Eloise mencoba menyakinkan Burke bahwa ia harus terus melangkah kedepan. Namun keadaan semakin rumit, dan Burke menyangka Eloise tidak memahami dirinya. Perpisahan pun terjadi.

Sampai akhirnya Burke sadar bahwa ia harus jujur, tidak hanya pada diriya tapi audiens-nya. Di hari terakhir seminar, ia mengatakan yang sejujurnya. Dimana dia berusaha memberikan motivasi pada orang lain namun ia sendiri tak dapat dan tetap menyalahkan dirinya atas kematian istrinya. Tanpa disangka ayah mertuanya yang hadir dalam seminar itu mengatakan apa yang dialami oleh putrinya adalah murni kecelakaan dan bukan kesalahan Burke. Ini membuatnya lega dan beban selama 3 tahun yang selalu ia pendam hilang.

Sadar telah menyakiti Eloise atas sikapnya, sebelum kembali ke kota asalnya Burke meminta maaf kepada Eloise dan meminta Eloise memberikan kesempatan untuk menerimanya kembali dan menjalin hubungan dengannya. Dan Eloise pun mengiyakannya.

Selasa, 15 Desember 2009

It's time to have fun, Beiby..


Dah lama rasanya ga nongkrong bareng ma temen-temen. Apalagi jalan bareng ma sesama kaum hawa hehe.. bisa diitung tuh. Jadi kmarin (14/12), aku dan dua orang temen Rika dan Fitri jalan bareng buat buka bersama di foodcourt Plaza Semanggi. Begitu sampe langsung tancap gas ke tempat tujuan, makan..makan.. dan makan. Dipilih, dipilih, akhirnya pilihan menu jatuh di Nasi Rawon. Ya itung-itung ngobatin rasa kangen ma kampung halaman wkwkw.. Jangan salah walau cuma bertiga, tp meja berantakan dengan makanan (baru tau, ternyata dua temenku ini walau badan kecil-kecil doyan makan juga hehe.. peace. Selesai makan, ga lengkap rasanya klo ga ngobrol dan bergosip ria, kali ini topiknya married (aarrgghhh.... jadi ingat usiaku mulai lebih dari 1/4 abad). Menyenangkan, dan jadi pengen jalan lagi. Ayo girls, kapan kita nongkrong bareng lagi??

Jumat, 11 Desember 2009

Rok Batik


Dalam setahun, ini ketiga kalinya aku memakai rok batik. Apalagi rok "warisan Indonesia" ini hanya dipakai untuk pertunjukan paduan suara kantor klo ada acara-acara nasional.

Walhasil, ketika memakai rok ini, beberapa teman kantor rada heran. dan terlontarlah pertanyaan, "Emang ada acara apa nih??", wekwekwk... dan aku hanya tersipu malu hehe... Lain lagi temenku "A", komentar asalnya membuatku geli dan berpikir ulang untuk memakai rok lagi, "Pakai rok sih pakai rok, tpi mbok jalannya agak feminim gitu....". Emang ya klo dasarnya "separuh maskulin" ya tetep aja wkwkw...

Twihard or Twimoms? No, I'm Twiwoman


Demam Twilight, ya mungkin itu yang kurasakan beberapa hari ini. Virus ini menjangkitiku kembali setelah beberapa hari lalu selesai menonton "The Twilight Saga : New Moon". Apalagi di kantor ada juga teman yang menderita deman sama sepertiku, klop deh hehehe..

Tak masalah, justru ini mendorongku untuk membuka kembali "Breaking Down" yang notabene buku terakhir tetralogi Twilight, setelah sekian lama tertumpuk majalah-majalah mingguanku.

Aku bukan pembaca fanatik buku Twilight, just like it. Jadi sebutan Twihard mungkin belum cocok disematkan padaku, apalagi Twimoms (i'm single n happy). Ehm... Mungkin Twiwoman kali ya hihi.

Gambar diunduh dari : http://latimesblogs.latimes.com/photos/uncategorized/2008/09/03/twilight.jpg